Nama Mandarin Tidak Boleh Sembarangan Buat
Secara umum Nama adalah pemberian label terhadap identitas. Pelestarian Budaya Tionghua juga meliputi penggunaan nama mandarin. Nama mandarin bisa diperuntukkan sebagai kebutuhan sehari-hari, panggilan, penulisan dalam undangan, untuk ritual kedukaan, dan sebagainya.
Sistem penamaan dalam nama mandarin ada yang menggunakan sistem dinasti, jadi bisa terlihat nama tersebut adalah keturunan generasi ke berapa, jenis kelaminnya apa. Selain itu juga nama mandarin ada yang menggunakan sistem Bazi 5 Elemen. Tidak asing cerita rakyat mengisahkan pemberian nama Anak yang tidak sesuai berdampak sering sakit, hidup penuh rintangan. Misal seseorang anak terlahir pada Shio ayam, kemudian orang tuanya memberikan nama mengandung kata burung Elang. Elang memangsa ayam, sejak kecil anak bisa sering rewel menangis setiap dipanggil namanya. Begitu juga kisah seseorang dengan Shio Kerbau, memiliki nama tengah mengandung kata Sawah. Seumur hidup akan bekerja keras seperti kerbau membajak sawah. Nama mandarin di era sekarang umumnya menggunakan 3 kata, pertama marga (surename), kemudian nama tengah, kemudian nama utama.
Zaman sekarang sudah sangat langka ditemukan ahli membuat nama mandarin. Praktisi adalah seorang penggiat dan pelestari Budaya, juga terdaftar dalam komunitas PSTI (Perkumpulan Suhu Tatung Indonesia). Bagi yang sudah memiliki nama mandarin bisa cek apakah sudah sesuai, juga bagi yang belum memiliki nama mandarin bisa konsultasi melalui fDs. Salam Budaya
